Rabu, 30 November 2011

Gonta-ganti Posisi Bercinta Bikin Miss V Masuk Angin

Saat bercinta, gerakan keluar masuk sering disertai hembusan udara dari dalam Ms V hingga suaranya terdengar berisik. Salah satu pemicunya adalah terlalu sering dan terburu-buru saat berganti posisi, sehingga banyak udara terperangkap.

Keluarnya udara dari Miss V yang sedang 'masuk angin' tentu mengganggu keintiman saat berhubungan seks, karena suara berisik yang ditimbulkannya dapat merusak mood. Meski bagi sebagian orang tidak terlalu mengganggu, namun umumnya kondisi ini bisa dicegah.

Seorang pakar kesehatan seksual dari Medscape, Scott G Chudnoff mengungkap bahwa udara bisa masuk saat introitus atau jalan masuk menuju Miss V terbuka terlalu lebar. Pemicunya ada banyak faktor, salah satunya kelainan seperti prolaps dasar panggul.

Pemicu lainnya yang lebih sering dialami pasangan suami istri adalah terlalu sering ganti posisi di tengah-tengah aktivitas bercinta. Dalam kondisi terangsang, introitus cenderung merenggang lebih lebar sehingga udara akan masuk ketika penis dicabut.

Terkadang karena terburu-buru, penis segera dimasukkan lagi sebelum Miss V merapat dan mengeluarkan sisa udara yang menggisi rongga di dalamnya. Akibatnya banyak udara yang terjebak di dalam, lalu keluar sedikit demi sedikit saat penetrasi hingga bunyinya terdengar berisik.

Untuk mencegah masuknya udara maupun mengurangi suara berisik pada Miss V yang terlanjur 'masuk angin', dr Chudnoff memberikan beberapa tips sebagai berikut, seperti dikutip dari Medscape, Minggu (11/9/2011).

1. Beri jeda saat ganti posisi
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, rongga di dalam Miss V akan cenderung merenggang dalam kondisi terangsang. Ketika penis dicabut untuk berganti posisi, Miss V butuh waktu sejenak untuk merapatkan dinding-dindingnya sekaligus mengeluarkan udara yang mungkin ada di dalamnya.

2. Ganti posisi tanpa melepas penis dari Miss V
Jika memungkinkan, lakukan pergantian posisi tanpa melepas penis dari cengkeraman Ms V sehingga tidak ada kesempatan bagi udara untuk masuk mengisi ruangan kosong di dalamnya. Cara ini masih mudah dilakukan saat berganti posisi dari man on top menjadi woman on top atau sebaliknya, namun akan terasa sulit jika pergantian posisinya lebih ekstrem misalnya dari missionary ke doggy style.

3. Penetrasi dangkal
Tekanan di dalam rongga Miss V akan semakin besar jika penis dimasukkan terlalu dalam, sebab ruangan yang tersisa semakin sempit dan udara yang terjebak akan berebutan untuk keluar. Dengan penetrasi yang dangkal, tekanan akan berkurang dan keluarnya udara bisa lebih lancar.

4. Memperlambat gerakan keluar-masuk
Gerakan yang lebih pelan akan membuat udara di dalam rongga Miss V keluar lebih pelan, sehingga tidak menimbulkan bunyi berisik. Secara bertahap, frekuensi gerakan keluar-masuk bisa ditingkatkan jika sekiranya udara yang terjebak di dalam sudah berkurang atau habis sama sekali.

Minggu, 27 November 2011

4 Faktor "Perusak" Libido Pria


 Hubungan seksual yang menyenangkan dan aman bukan hanya membuat seseorang memiliki ikatan emosi yang kuat dengan pasangannya, tetapi juga bisa memperpanjang usia.
Sayangnya, hasrat seksual tidak selalu berkobar-kobar, seringkali redup, bahkan padam. Faktor penyebabnya bukan hanya emosional, tetapi juga kondisi fisik atau penyakit.
"Jika seorang pria punya masalah dalam performa seks mereka, kebanyakan karena gangguan penyakit. Walau disfungsi ereksi diperkirakan diderita hampir 20 persen pria, namun sebenarnya masalah tidak bisa orgasme juga bisa dialami oleh pria yang tidak menderita disfungsi efeksi," kata Dr.Mehmet Oz.
Berikut ini adalah 4 kondisi, baik emosional atau fisik, yang sering menurunkan gairah seksual khususnya di kalangan pria.
1. Tak punya privasi
Meski Anda berdalih ingin mendekatkan diri pada lingkungan sosial suami, namun seorang istri yang selalu ingin tahu aktivitas dan teman-teman pasangannya bisa mengacaukan hubungan. Hal tersebut juga membuat pria merasa kehilangan privacy dan kebebasan. Penelitian bahkan menunjukkan 92 persen pria yang pasangannya terlalu ingin terlibat dengan teman-temannya mengalami gangguan ereksi, dibandingkan dengan pria yang memiliki kebebasan dalam pertemanan. 2. Stres oksidatif
Radikal bebas bisa merusak produksi nitric oxide yang membantu melebarkan pembuluh darah sehingga sirkulasi darah ke bagian organ intim menjadi lancar. Karena itu beberapa jenis obat-obatan untuk disfungsi ereksi bekerja dengan cara meningkatkan nitric oxide dalam tubuh.
Antioksidan si penangkal radikal bebas serta DHA diketahui membantu mengatasi masalah ereksi. Demikian juga halnya dengan beberapa jenis mineral seperti zinc. Karena itu disarankan untuk mengonsumsi beragam makanan yang mengandung sumber-sumber tersebut.
3. Testosteron rendah karena antidepresan
Kekurangan hormon seks testosteron akan menyebabkan penurunan libido sehingga seorang pria akan sulit merasa terangsang. Ada beberapa jenis obat antidepresan yang bisa menurunkan hormon seks tersebut.
Konsultasikan pada dokter jika obat-obatan yang Anda konsumsi berpengaruh pada kehidupan seks Anda.

 4. Diabetes, penyakit jantung, atau obesitas
Salah satu dari penyakit-penyakit tersebut akan berpengaruh pada peradangan, sirkulasi darah dan kadar hormon. Penelitian menunjukkan pria obesitas yang menderita diabetes tipe 2, disarankan untuk menurunkan berat badannya. Penurunan berat hingga 5 persen cukup efektif untuk meningkatkan gairah seksual.

Kamis, 24 November 2011

8 Rahasia Pasangan dengan Kehidupan Seks Memuaskan

 Pernahkah Anda mendengar kisah teman yang sangat bahagia dengan kehidupan seks mereka? Anda bisa jadi bertanya-tanya bagaimana dia bisa tetap puas dengan kehidupan seksnya padahal sudah menikah bertahun-tahun, sibuk bekerja dan mengurus anak.

Dikutip dari Womans Day, para wanita berikut ini berbagi rahasianya untuk Anda:

1. Membuat Jadwal Bercinta
Seks spontan memang tidak ada salahnya dilakukan. Namun terkadang aktivitas itu bisa jadi tak menyenangkan terutama jika Anda atau pasangan sebenarnya merasa tidak mood.

Menurut Holly Jenkins, seorang ibu tiga anak yang semuanya masih berusia di bawah 10 tahun dan sudah menikah selama dua tahun, menjadwalkan seks bisa jadi cara terbaik untuk mendapatkan kehidupan seks yang memuaskan.

"Dengan membuat jadwal, aku jadi tidak punya alasan untuk tidak bercinta, seperti lelah setelah bekerja atau mengurus anak," ujarnya.

Seks yang sudah dijadwalkan juga membuat pasangan bisa mempersiapkan diri. Dengan jadwal tersebut, Anda dan pasangan pun bisa membangun mood untuk bercinta.

"Untuk pasangan yang sudah lama menikah, merencakan hal romantis bisa menghasilkan pengalaman bercinta yang lebih baik," jelas Victoria Zdrok Wilson, JD, PhD yang menulis buku 'The 30-Day Sex Solution'.

2. Mengunci Pintu Kamar
Jennifer Flanders yang sudah menikah selama 24 tahun dan memiliki 12 anak, mengatakan, mengunci pintu kamar adalah hal wajib yang ia lakukan sebelum bercinta. Ia juga mencoba mengajarkan pada anak-anaknya untuk selalu mengetuk pintu sebelum masuk.

"Setiap pasangan memang perlu memperhatikan lingkungan dan membuat kondisi yang nyaman untuk mendapatkan seks yang memuaskan," ujar Dr. Zdrok Wilson.

Untuk pasangan lain, bisa jadi bukan hanya mengunci pintu saja yang dibutuhkan untuk membangun mood bercinta. Menjauhkan peralatan elektronik seperti televisi dan handphone juga perlu dilakukan.

3. Menyukai Quickie
Saat pasangan suami-istri baru dikaruniai anak, seks bisa jadi salah satu aktivitas yang sulit untuk dilakukan. Ketika masa kritis itu, mereka pun mulai mencari cara bagaimana agar tetap menjaga kehidupan seks tersebut. Salah satu solusinya adalah quickie.

Therapist pernikahan Sharon Gilchrest O'Neill mengatakan, jika sebelumnya Anda tak suka quickie karena perlu membangun mood dulu untuk bercinta, kini jangan anggah remeh kekuatan antara tubuh dan pikiran. Saat mencoba bercinta quickie, bayangkan saja momen ketika Anda dan pasangan melakukan seks yang menggairahkan.

"Jangan takut untuk mencoba berfantasi," tambahnya.

4. Berani Bereksperimen
"Anda sebaiknya menemukan keseimbangan antara menjadi petualang atau konvensional," ujar Jenkins. Menurutnya, kalau terlalu konvensional, bercinta hanya dengan posisi misionaris, bisa jadi membosankan. Namun jika terlalu bereksperimen, pasangan atau anda sendiri bisa merasa tidak nyaman dan malah mengurangi keintiman dengan pasangan.

Jadi cobalah bereksperimen dengan pasangan, mulai dari mencoba posisi, tempat baru sampai aneka alat bantu bercinta. Khusus untuk tempat baru, dalam suatu kesempatan khusus tidak ada salahnya Anda mencoba bercinta selain di rumah.

"Cukup banyak pasangan yang mendapatkan seks yang lebih baik saat tidak di rumah," ujar Dr. Zdrok Wilson.

5. Berkomunikasi
Tidak ada cara yang lebih baik untuk memahami keinginan pasangan selain dengan berkomunikasi. O'Neill mengatakan, sebaiknya Anda atau pasangan jangan pernah berasumsi soal apa yang disukai atau tidak disukai.

"Lakukan komunikasi itu saat kalian tidak sedang bercinta, di waktu yang santai. Katakan penyesuaian apa saja yang perlu dilakukan untuk membuat agenda bercinta jadi lebih menyenangkan," jelasnya.

6. Berusaha Untuk Tidak Menolak Seks
"Banyak alasan yang dipakai pasangan untuk menghindari seks, seperti sakit kepala, stres, lelah atau marah. Padahal alasan itu justru yang harus membuat orang menjadikan seks sebagai prioritas," tutur Flanders.

Menurutnya, seks justru bisa jadi obat sakit kepala, mengurangi stres, membuat tidur lebih nyenyak dan membuat kemarahan mereda. Jadi ketimbang menolak seks, usahakan agar Anda bisa menemukan cara bagaimana agar bisa menikmati aktivitas tersebut.

7. Saling Percaya
Sebuah hubungan harus didasari rasa saling percaya. Hal itu pun akan bepengaruh pada kehidupan seks. Jika pasangan Anda bukan orang yang dapat dipercaya, Anda pun akan enggan untuk membuka diri saat berhubungan intim dengannya.

"Untuk membangun kepercayaan itu, Anda dan pasangan harus melakukannya sejak luar tempat tidur," jelas Jenkins.

8. Menjaga Kesehatan dan Penampilan
Dengan menjaga penampilan dan kesehatan, hal itu bisa menjaga mood atau gairah pasangan pada Anda. Namun menjaga dua hal tersebut juga bukan untuk pasangan saja. Anda perlu melakukannya untuk diri sendiri. Dengan memiliki penampilan dan tubuh yang sehat, percaya diri pun akan terbangun.

Sedangkan untuk kesehatan, hal itu perlu dijaga agar libido tidak terganggu. "Saat Anda merasa tidak sehat, lelah, sakit atau tidak punya energi, Anda jadi tidak termotivasi untuk melakukan aktivitas bercinta secara rutin," jelas Dr. Zdrok Wilson.

Senin, 21 November 2011

10 Tantangan Hidup yang Bikin Gairah Seks Hilang

Ada saatnya dalam hidup ini, seseorang dihadapkan dengan tantangan kehidupan yang berat seperti sakit, kehilangan pekerjaan maupun musibah tak terduga lainnya. Hal terakhir yang mungkin Anda pikirkan saat menjalani hal ini adalah bercinta. Sayangnya, jika hal ini berkepanjangan, Anda bisa berlarut-larut sedih, depresi dan dikhawatirkan menjadifrigid (kehilangan libido).

Ahli kejiwaan dan penulis buku 'Sexual Detours', Holly Lein dari Los Angeles mengatakan, "trauma bisa menghancurkan libido alami tubuh, namun selalu ada cara tersendiri untuk mengatasinya dari setiap kejadian maupun musibah yang dialami."

1. Melahirkan
Pasca melahirkan, Anda akan menjadi ibu. Terbangun di tengah malam untuk mengganti popok, menyusui dan membuatnya berhenti menangis akan menghasilkan hormon oksitosin yang membuat ikatan ibu-anak semakin kuat. Hal ini membuat ikatan Anda dengan suami menjadi berkurang, sehingga gairah bercinta pun hilang.

Profesor Sosiologi dari University of Washington dan penulis buku 'The Great Sex Weekend' mengungkapkan bahwa fungsi tubuh Anda saat dan pasca melahirkan berubah total. Vagina yang awalnya digunakan untuk penetrasi, digunakan untuk melahirkan. Payudara untuk menstimulasi libido juga kini menjadi sumber makanan untuk si bayi.

Solusinya bisa dengan mengubah hasrat bercinta menjadi kehangatan. Pelukan kasih sayang antara suami dan istri saat menggendong anak, ciuman penuh kasih sayang, akan menghindarkan sang ibu dari trauma fisik pasca melahirkan, dan perlahan akan membangkitkan gairah bercinta lewat langkah yang lebih halus, seperti yang dipaparkan oleh Carol Queen, PhD, penulis buku 'Exhibitionism for the Shy'.

2. Sakit
Saat Anda didiagnosa mengidap penyakit, fokus hidup Anda pasti langsung berubah drastis. Yang ada di pikiran hanyalah upaya menyembuhkannya. Jangan pernah menyalahkan pasangan jika ia ingin bercinta. Justru komunikasi yang kuat dan saling pengertian dapat menjadi obat yang manjur. Pasangan yang baik akan mengerti, dengan kesehatan yang prima, maka performa bercinta akan maksimal.

Memaksakan diri untuk bercinta saat sedang sakit akan membuat tubuh bekerja lebih keras dan proses penyembuhan menjadi lebih lama akibat tenaga yang digunakan terkuras untuk aktivitas pasutri tersebut. "Saat tubuh mulai terasa lebih fit namun libido hilang, cobalah sentuhan lembut dengan pasangan," ujar Rose Hartzell, terapis seks dari San Diego Sexual Medicine di San Diego, California.

3. Pengobatan
Beberapa penyakit serius membutuhkan proses pengobatan yang lebih lama, seperti diabetes, depresi, jantung dan darah tinggi. Penggunaan obat-obatan dalam waktu yang cukup lama berefek menekan libido. Jika dokter Anda tidak bisa memberikan alternatif obat, jangan salahkan obat-obatan. Carilah cara-cara baru untuk menikmati aktivitas seksual bersama-sama. Eksplorasilah kegiatan romantis yang belum pernah dilakukan sebelumnya, tambah Dr Hartzell.

4. Menopause
"Hormon testosterone mencapai tingkat terendah sat mencapai menopause, rata-rata di umur 51 tahun," ujar Irwin Goldstein, MD selaku Kepala San Diego Sexual Medicine dan Pimred The Journal of Sexual Medicine. Menopause memang menjadikan vagina lebih kering dan penetrasi tears menyakitkan. Namun hal ini bukan berarti Anda tidak bisa bercinta. Gunakan lubrikasi dan beradaptasilah dengan keadaan tubuh.

5. Terlalu Lelah Bekerja
Mengerjakan pekerjaan yang disukai selama 12-16 jam sehari akan membuat tubuh kelelahan. Apalagi mereka yang bekerja dengan perasaan tidak bahagia? Pertahankan hal-hal kecil yang tetap membuat libido tetap menyala bagi pasangan sibuk. Kirim pesan singkat romantis hingga nakal kepada pasangan, biarkan ia tahu kalau Anda begitu menginginkan dirinya.

Saat pulang ke rumah, jangan langsung tertidur. Luangkan waktu makan malam sambil mengobrol mesra. Gunakan transisi waktu ini untuk mempertahankan keharmonisan dan gairah tetap berkobar. Saat waktu dirasa menjadi halangan, akali suasana rumah menjadi lebih romantis dengan cahaya termaram dan alunan musik yang sensual.

6. Kehilangan Pekerjaan
Saat tahu Anda akan dipecat, hal yang langsung terpikirkan adalah sumber keuangan yang hilang. Alhasil gairah bercinta padam seketika. "Ketika Anda mencari pekerjaan baru, ciptakan pola pikir baru sama seperti ketika Anda pertama kali mencari kerja. Studi membuktikan, dengan kepercayaan diri tinggi ditunjang dengan pengalaman, gairah seks tidak akan hilang begitu saja, malah justru naik," ujar Dr. Hartzell.

7. Kehilangan Rumah
Banyak sebab yang membuat seseorang kehilangan tempat tinggalnya, mulai dari bencana alam, kebakaran, hingga penggusuran atau pailit. Sambil mencari tempat yang baru, usahakan momen romantis tetap dipertahankan, seperi makan malam berdua di restoran yang terjangkau, hingga mencari lokasi baru bersama-sama. Pastikan Anda berdua meluangkan waktu bersama untuk menjaga keharminisan hubungan. Apapun musibah yang dihadapi, segalanya terasa lebih ringan dijalani dengan dukungan dari pasangan.

8. Perselingkuhan
Marah, kecewa, sedih, adalah perasaan yang dialami saat mengetahui diri ini diduakan. Jika Anda memutuskan untuk tetap bersama, komunikasikan dengan baik-baik mengapa hal tersebut sampai terjadi, cari solusi agar kejadian ini tak terulang lagi di masa mendatang, dan kuatkan hubungan dengan cara yang lebih sehat. Dr Queen menyarankan untuk saling berintrospeksi jika bersatu kembali adalah jalan yang dipilih. "Bercinta merupakan salah satu jalan untuk mempersatukan pasangan yang berpisah akibat perselingkuhan".

9. Kematian Keluarga/Teman
Saat orang yang begitu berarti meninggalkan kita untuk selamanya, akan sangat sulit untuk tetap menjalani hidup ke arah yang benar. Kehilangan anggota keluarga maupun sahabat dekat akan meningglkan luka mendalam dan kadang mengacaukan kehidupan seseorang dalam kurun waktu tertentu hingga kesedihan tersebut hilang.

Luangkan waktu bersama pasangan untuk menghargai hidup. Lakukan hal-hal menyenangkan yang menghindarkan diri dari kesedihan yang berlarut-larut. Berlibur, memelihara hewan peliharaan, hingga mencoba aktivitas baru dapat mengalirkan energi hidup positif. Pastikan aktivitas ini dilakukan bersama pasangan, karena studi menunjukkan bahwa keintiman fisik dapat menghindarkan Anda dari depresi dan penyakit yang merugikan.

10. Berat Badan Naik
"Stres dan krisis dapat membuat seseorang makan lebih banyak sehingga ia berisiko mengalami obesitas," ujar Dr Hein. Cintailah tubuh Anda dan perlakukan ia dengan baik, stres pikiran bukan alasan untuk tubuh menerima perlakuan yang negatif. Dengan mencintai diri sendiri, aura yang tampil akan berbeda, dan di mata pasangan juga efeknya kian positif.

Sikapilah berat badan yang berlebihan dengan mental positif seperti olahraga, memilih makanan yang menyehatkan, aktivitas yang menyenangkan hati dan pikiran. Hal ini akan membuat Anda semakin menarik di mata pasangan, dan menjadi keseksian tersendiri yang membangkitkan libido.

Jumat, 18 November 2011

6 Sikap Pria yang Membuat Wanita Bosan Bercinta

Anda mulai bosan bercinta dengan pasangan? Coba evaluasi, apakah tujuh sikap si dia ini yang jadi penyebabnya.

Saat baru menikah, Anda bisa jadi merasa tidak mungkin bosan bercinta dengan pasangan. Namun ketika pernikahan sudah berjalan selama beberapa tahun, beberapa orang mulai mengalami hal ini.

Memang sepertinya tidak mungkin Anda bosan berhubungan intim dengan pasangan. Tapi ternyata hal itu bisa terjadi, terutama jika Anda dan si dia melakukan rutinitas yang itu-itu saja.

Kebosanan Anda pada seks juga bisa terjadi karena sikap pasangan. Berikut tujuh sikap pria yang bisa membuat wanita bosan bercinta, seperti dikutip dari Ask Men:

1. Banyak Bertanya
Saat bercinta, pria yang terlalu banyak bertanya bisa menurunkan gairah wanita. Pria yang mencintai pasangan seharusnya tahu apa yang bisa membuat pasangannya bergairah tanpa harus terlalu banyak tanya. Misalnya saja, hanya dengan sentuhan dan ciuman lembut, cara itu cukup efektif membuat wanita bergairah.

2. Bisa Ditebak
Anda yang sudah menikah beberapa tahun, biasanya sudah hapal kebiasaan dan kemauan pasangan. Contohnya, Anda sudah tahu si dia hanya suka bercinta dengan posisi misionaris atau tidak mau berlama-lama foreplay.

Sikapnya yang mudah ditebak ini, lama kelamaan bisa menurunkan gairah Anda. Anda jadi tidak lagi merasa semangat untuk bercinta karena sudah tahu apa yang akan dilakukannya. Cobalah untuk bicara dengan pasangan, tidak ada salahnya untuk menambah sesuatu yang baru dalam kehidupan seks Anda dan dia.

3. Menjadi Seperti Robot
Anda tentu setuju seks tanpa adanya gairah sangat menjemukan. Pria yang bercinta dengan pasangannya tanpa ada gairah, sama saja seperti robot. Wanita pun jadi merasa seperti boneka saja jika diperlakukan demikian oleh pasangannya.

4. Terjebak Rutinitas
Bercinta dengan posisi itu-itu saja di terus-menerus di tempat yang sama tentu bisa sangat membosankan. Pria yang melakukan hal ini bisa membuat wanita merasa terjebak dalam rutinitas.

Sebenarnya untuk membuat wanita tetap bergairah tanpa harus terjebak rutinitas cukup mudah. Tambahkan kejutan dalam agenda bercinta Anda dan pasangan. Saran untuk para pria, cobalah sesekali menghadiahkan istri bunga sebagai kejutan atau bisa juga meninggalkan catatan pendek berisi apa yang Anda inginkan saat bercinta dengannya nanti.

5. Kurang Bersuara atau Malah Terlalu Berisik
Pria yang bersuara terlalu keras dan mengulang-ulang kata tertentu saat bercinta, bisa menurunkan gairah wanita. Apalagi jika sikap itu dilakukan terus-menerus, Anda akan merasa malas untuk berhubungan intim dengan pasangan.

Pria yang terlalu pendiam dan tidak ekspresif juga bisa menyebabkan hal serupa. Oleh karena itu cobalah bicara pada pasangan, soal apa keinginan Anda dan yang bisa pasangan lakukan. Jika ternyata si dia berubah, tentu hal tersebut bisa berdampak positif pada kehidupan seks Anda. Kalau ternyata si dia sulit berubah, lakukan kompromi, cara apa yang terbaik agar kalian sama-sama nyaman saat berhubungan intim.

6. Tidak Mau Bereksperimen
Wanita bisa bosan bercinta jika pasangannya tidak pernah mengajak mencoba hal-hal baru. Kalau memang si dia tidak memiliki inisiatif itu, Anda bisa mulai memberinya contoh.

Cari posisi seks yang paling dia sukai, dan buatlah variasi gaya untuk membuatnya lebih menarik. Tapi pastikan juga, posisi tersebut juga bisa membuat Anda nyaman agar kegiatan seks bisa dinikmati bersama.

Selasa, 15 November 2011

Jika Beda Selera dalam Bercinta

 "Saya kesel sekali kalau pagi-pagi dibangunin cuma untuk diajak berhubungan. Kayaknya suami saya suka sekali berhubungan pada pagi buta. Padahal, saya, kan masih ngantuk. Belum lagi nanti saya harus ke kantor, tetapi suami sama sekali enggak pengertian," keluh seorang istri.

Anda mungkin pernah punya pengalaman serupa. Pasangan Anda mengajak berhubungan intim pada waktu-waktu yang tak Anda inginkan. Atau, ia meminta Anda melakukan posisi tertentu, sementara Anda sama sekali tak suka dengan posisi itu. Atau, Anda maunya berhubungan dalam keadaan gelap-gulita, sementara si pasangan lebih suka terang benderang. Dan masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang kerap terjadi dalam kehidupan seksual suami-istri.

Sebenarnya, perbedaan ini wajar-wajar saja. Sebagaimana halnya perbedaan lain yang umum terjadi dalam kehidupan perkawinan, seperti selera makan dan berbusana, hobi, minat, kebiasaan sehari-hari, dan mendidik anak. Justru dengan adanya perbedaan-perbedaan itu, suami dan istri jadi dapat lebih mengenal dan memahami pasangannya. Begitu pun perbedaan dalam soal selera bercinta.

Kendati demikian, jika soal beda selera ini tak menemukan titik temu, bisa-bisa hubungan intim lantas menjadi kegiatan yang dipaksakan. Ujung-ujungnya, keharmonisan rumah tangga pun bisa terganggu.

Diskriminasi suami-istri
Menurut seksolog Prof Dr J Alex Pangkahila, sebagian besar pasangan suami istri (pasutri) mengidamkan mutu perkawinan yang bahagia, tetapi tak satu pun yang memimpikan bagaimana menciptakan suasana erotis. "Sebagian besar dari mereka hanya tahu bahwa hubungan intim pada pasutri semata hanya proses masuknya alat kelamin pria pada vagina," ujar Alex. Padahal, lanjutnya, yang diharapkan pasutri, khususnya wanita, ialah kemesraan dalam bercinta.
Beberapa ahli mengatakan, jika tak dipupuk dengan baik, bercinta hanya mampu bertahan selama empat tahun perkawinan. "Sesudah empat tahun, sering terjadi kejenuhan. Mulai timbul masalah dalam hubungan intim dan timbul perbedaan yang sulit ditolerir," terang Alex.
Hanya, masalah ini tak dimunculkan pasutri karena pengaruh lingkungan agamais dan adat yang kuat. "Secara turun-temurun dipercaya oleh masyarakat bahwa perkawinan merupakan penyerahan istri untuk hubungan seksual dan istri tak pernah mengambil inisiatif untuk minta bermesraan dengan suami," sambungnya.

Dalam bahasa lain, sejak semula sudah ada diskriminasi antara suami dan istri dalam menikmati hubungan intim meski akhirnya sebagian pasutri menikah dengan dasar cinta, kata Alex, "Tapi, ternyata tak selamanya cinta akan membuahkan hubungan intim yang harmonis."

Karena itu, Alex menekankan, cobalah untuk menanyakan pada diri Anda, apakah Anda cukup akrab dengan pasangan yang Anda cintai? Sebab, "Dari keakraban ini, suami dan istri akan mengetahui bagaimana pikiran, emosi, dan seksualitas pasangannya. Juga, akan diketahui adanya perbedaan keinginan antara diri dan pasangannya," tutur doktor lulusan Universitas Airlangga Surabaya dengan predikat sangat memuaskan ini.

Apalagi, sambung Alex, hubungan pasutri harus memiliki reciprocity (timbal balik) atau take and give. "Hubungan intim yang hanya badaniah nilainya kurang bila tak disertai pikiran dan emosi. Hubungan intim semacam ini hanya betul-betul hubungan badan, bukan hubungan intim," kata ahli seksologi kedokteran dari Institute of Family and Sexological Sciences di Leuven, Belgia, (1983) ini.
Wanita menginginkan intimasi
Sebenarnya, kata Alex, semua perbedaan dapat diatasi asal pasutri betul-betul melakukan hubungan intim sesuai dengan prosesnya. Nah, proses hubungan intim yang baik ini harus melalui beberapa tahapan. Di antaranya, bercumbu (romance), perabaan (sensuality), pemijatan (sexuality), dan yang terakhir ialah hubungan seksual yang sebenarnya (sex).

"Yang prinsip justru bagaimana menyamakan persepsi bahwa hubungan intim sebenarnya bukan hanya soal masuknya penis ke vagina," ujar Alex.
Dari pengalaman praktiknya, Alex menemukan, perbedaan kehidupan seksual pada pasutri lebih banyak disebabkan para suami ingin segera melakukan hubungan intim yang sebenarnya, yakni ingin segera memasukkan penis ke vagina, sedangkan wanita lebih menyukai melakukan hubungan intim dari proses awal, yaitu bercumbu.
"Ini memang bisa dimaklumi sebab perubahan fisiologis pada wanita dari fase tak terangsang menjadi fase terangsang perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan pria," terangnya. Hanya saja, perbedaan ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan kenikmatan yang dialami pasutri, di mana umumnya wanitalah yang menderita.

Selain itu, masih ada kemungkinan terjadi perubahan perilaku seksual pada pasutri. "Biasanya ini merupakan suatu variasi, misalnya karena jenuh dengan posisi yang itu-itu saja," tutur Alex. Namun, toh, hal ini tetap tak mengubah proses yang baku tadi. "Perubahan variasi wajar-wajar saja sebab proses ini akan diperkaya dengan proses belajar, baik dari pengetahuan maupun dari pengalaman melakukan hubungan intim secara rutin kepada pasangan," papar guru besar tetap di bidang fisiologi kedokteran Universitas Udayana sejak 1994 ini.

Sementara perbedaan yang tak prinsip dapat diatasi dengan melakukan latihan penyesuaian ataukondisioning. Penanganannya dengan cara konsultasi dan pemeriksaan pranikah, serta pemberian informasi tentang perilaku seksual agar punya pemahaman yang sama. Pasutri juga perlu mengikuti program pelatihan sebagai suami dan sebagai istri, khususnya untuk meningkatkan potensi seksual.

Sabtu, 12 November 2011

Komunikasi Lancar Jaminan Kepuasan Seksual


ernyata bukan "jam terbang" ataupun ukuran organ vital yang menjadi jaminan kepuasan seksual. Mereka yang mampu berkomunikasi dengan baik dan memahami emosi orang lain merupakan kelompok yang paling menikmati kehidupan seksualnya.
Sekali pun hanya perkara di atas ranjang, ternyata hal itu tetap membutuhkan komunikasi yang lancar dan kemampuan menghargai diri. Dengan kata lain, jika seseorang tidak mampu berkomunikasi dengan baik atau mengekspresikan perasaannya, maka hal ini juga berpengaruh terhadap komunikasi di kamar tidur.
"Kemampuannya dalam berinteraksi, mendengarkan, dan berempati terhadap orang lain sangat berpengaruh pada seks yang mereka lakukan," kata Adena Galinsky dari John Hopkins Bloomberg School of Public Health.
Galinsky melakukan analisis data dari 3.200 mahasiswa berusia 18-26 tahun yang disurvei antara tahun 2001 dan 2002 dalam National Longitudinal Study of Adolescent Health.
Para responden menjawab pertanyaan berseri untuk mengukur kadar otonomi, kemampuan menghargai diri, dan empati, selain juga aktivitas seksual dan kepuasannya.

Otonomi didefinisikan sebagai kekuatan untuk mengikuti pendirian personal meski bertentangan dengan kearifan umum. Sementara itu, kemampuan menghargai diri dipercaya sebagai nilai diri yang akan bertambah seiring dengan usia. Adapun empati merupakan kemampuan untuk mengerti pandangan orang lain, melihat dari kacamata orang lain, memahami, dan meresponsnya.
Penelitian menunjukkan, pria mengalami orgasme lebih sering dari wanita (87 persen) dari seluruh aktivitas seksual mereka, sedangkan wanita hanya 47 persen. Pria juga mengaku lebih menikmati memberi seks oral kepada pasangannya dibanding wanita.
"Secara umum, mayoritas pria muda menyukai aktivitas yang tujuannya membuat pasangan merasa puas. Ada perbedaan yang konsisten pada pria muda dan wanita muda," kata Galinsky.
Ketika peneliti menghubungkan sifat personal dengan tiga ukuran kepuasan seksual (frekuensi orgasme, kesenangan memberi, dan menerima seks oral), diketahui bahwa kadar kemampuan menghargai diri yang tinggi, otonomi, dan empati sangat berhubungan dengan kepuasan seksual pada wanita.
Sementara itu, pada pria, hanya empati yang berpengaruh. Sifat otonomi memang berkaitan secara positif dengan frekuensi orgasme, sementara kemampuan menghargai diri yang tinggi berkaitan dengan kesenangan memberikan seks oral.
"Berdasarkan hipotesis kami, orang yang mampu berempati biasanya lebih responsif terhadap kebutuhan pasangannya dan mampu memberi respons yang positif. Hal ini sangat penting terhadap kepuasan seksual perempuan," katanya.

Rabu, 09 November 2011

Ciri-ciri Orgasme Palsu


Sebagai seorang pria, menjadi kebanggaan tersendiri jika bisa menuntun pasangannya mencapai orgasme. Sayangnya, tidak semua wanita bisa mencapai klimaks saat bercinta dan mereka sering tidak jujur mengakuinya.
Menurut survei terbaru yang dilansir National Survey of Sexual Health and Behavior, 85 persen pria mengatakan pasangan mereka bisa mencapai orgasme saat berhubungan seksual, padahal wanita yang mengakui mencapai puncak hanya 64 persen. Ini berarti, cukup banyak wanita yang berpura-pura mencapai klimaks.
Pemicu sulit orgasme ada bermacam-macam, mulai dari stres, kecemasan, kurang pede dengan bentuk tubuhnya, merasa cemas dengan performa seksual mereka, kurang tidur, sedang terburu-buru, hingga takut hamil. "Jadi, wajar saja jika wanita terkadang memalsukan orgasmenya," kata Emily Nagoski, penulis buku Good in Bed Guide to Female Orgasms.
Orgasme memang sulit diterjemahkan. Namun tanda-tanda wanita akan "meledak" karena rangsangan yang diterima sebenarnya bisa dikenali karena stimulasi pada organ seksual akan mengirimkan getaran dan respons pada tubuh.
Lantas, bagaimana cara menentukan apakah si dia orgasme betulan atau hanya berpura-pura? "Anda hanya bisa mengetahuinya dari pengalaman," kata Jolan Chang, penulit buku The Tao of Love and Sex.
Respons tubuh terhadap rangsangan yang intens pada organ seksual sebenarnya bersifat individual sehingga tidak ada satu patron yang berlaku sama pada semua. Namun secara umum, ia menyebutkan ada beberapa tanda-tanda seorang wanita mengalami intensitas rangsangan yang makin lama makin kuat hingga menjadi sebuah "ledakan" hebat yang disebut orgasme.
"Tangan dan perutnya akan lebih hangat dan pada saat yang sama ucapannya menjadi tak jelas karena napasnya menjadi makin cepat. Tubuhnya selembut jelly dan lidahnya menjadi basah," kata Chang.
Orgasme merupakan respons total dari tubuh, tidak cuma sebuah peristiwa pada panggul dan organ intim. Ketika tubuh melepaskan tekanan yang semakin memuncak melalui orgasme, vagina dan uterus akan berkontraksi secara berirama. Selain itu, getaran seksual yang tinggi akan menyebabkan kontraksi pada otot wajah, kaki, atau tangan.
Selain dibutuhkan jam terbang yang tinggi, membedakan antara orgasme palsu dan asli memang gampang-gampang susah. Apalagi dengan meniru gambar atau video adegan seksual, ekspresi orgasme dapat dengan mudah ditiru.
Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah mencari tahu mengapa pasangan memalsukan orgasmenya. Selain faktor kedekatan emosi, perempuan memerlukan pasangan yang mengerti cara merangsang dan bagian mana yang tidak disukainya.

Minggu, 06 November 2011

Pentingnya "Afterplay" Usai Bercinta


Kepuasan, rasa rileks dan nyaman yang dirasakan pasca orgasme memang kerap menimbulkan rasa mengantuk. Tetapi sebaiknya Anda jangan buru-buru memejamkan mata setelah berhubungan seks karena inilah momen terbaik untuk mengekpresikan cinta dan perhatian pada pasangan.
"Setelah berhubungan seks hormon oksitosin yang berkaitan dengan rasa saling keterikatan akan meningkat, sehingga ini adalah waktu yang tepat untuk menguatkan hubungan dengan pasangan," kata Daniel Kruger dari University of Michigan School of Public Health.
Kebutuhan akan perhatian dan ungkapan cinta dari pasangan setelah aktivitas bercinta ini akan lebih meningkat pada saat wanita hamil. Karena itu menurut Kruger, para suami yang istrinya sedang hamil harus lebih memperhatikan kebutuhan tersebut demi ikatan emosional jangka panjang.
Pentingnya aktivitas usai bercinta atau biasa disebut juga dengan afterplay ini diteliti oleh Kruger terhadap 450 pasangan heteroseksual di AS yang rata-rata berusia 20-an tahun. Mereka yang tidak langsung tertidur usai bercinta mengatakan ingin lebih sering melakukan aktivitas afterplay dan menginginkan komunikasi dan ikatan yang lebih kuat dengan pasangannya.
Ternyata bukan hanya wanita yang menginginkan bonding dengan pasangannya, para pria juga berharap hal yang sama. "Pria juga peduli pada kelanggengan hubungan dan ingin membuat senang pasangannya," katanya.
Ada banyak aktivitas yang dilakukan sebagai afterplay, misalnya saling memeluk, berciuman lembut, membelai, mandi bersama, memijat, atau berbicara dari hati ke hati sambil tak lupa mengucapkan kataI love you.

Kamis, 03 November 2011

Mengapa Wanita Berpura-pura Orgasme?


Penelitian menunjukkan, hampir 60 persen perempuan mengaku pernah berpura-pura mencapai orgasme ketika berhubungan seksual atau saat melakukan seks oral.
Menjaga perasaan pasangan ternyata bukan satu-satunya alasan. Banyak perempuan yang melakukannya karena khawatir akan keintiman dengan pasangannya atau perasaan cemas dengan diri sendiri.
Tak sedikit juga perempuan yang berpura-pura mencapai klimaks dengan alasan mereka tidak nyaman dengan fungsi organ seksual atau karena ingin segera menyudahi hubungan seks yang sedang berlangsung.
Walau jumlahnya kecil, namun ada juga yang berpura-pura orgasme karena ingin meningkatkan pengalaman seksual mereka.
"Untuk kelompok terakhir ini mereka memang ingin meningkatkan rangsangan pada diri sendiri sehingga mereka sebenarnya mencapai kepuasan yang lebih tinggi," kata Erin Cooper dari Temple University yang melakukan penelitian mengenai hal ini.
Dalam penelitiannya, Cooper melakukan survei pada 366 wanita berusia 18-32 tahun yang pernah memalsukan orgasmenya. Para wanita tersebut ditanyai seputar kebiasaan seksual, alasan berpura-pura orgasme serta perasaan mereka pada kedekatan hubungan.
Untuk wanita yang takut dengan perasaan intim dan dekat, memalsukan orgasme berarti menjaga jarak dengan pasangan. Sementara itu, untuk mereka yang malu dengan performa seksual mereka, Cooper berpendapat memalsukan orgasme merupakan cara untuk menyelamatkan ego mereka.
"Wanita yang sulit untuk dekat dengan orang lain dalam taraf kedekatan emosi biasanya kesulitan juga untuk dekat pada level seksual. Mereka memerlukan intervensi," katanya.
Sementara itu, wanita yang ingin hubungan seksnya cepat selesai ditengarai juga punya kesulitan untuk membiarkan orang lain dekat secara personal.
"Mereka merasa tidak terhubung dengan pasangannya atau pengalaman seksualnya sehingga tidak mendapat kepuasan dari seks," paparnya.
Alasan-alasan tersebut tentu akan berdampak pada hubungan di luar tempat tidur. Meningkatkan komunikasi dan berusaha untuk meningkatkan rasa percaya dan keintiman menurut Cooper akan membantu untuk bersikap apa adanya di kamar tidur.